Mengenal Langkah Langkah Implementasi Metode Waterfall

Mengenal Langkah Langkah Implementasi Metode Waterfall

Mengenal Langkah Langkah Implementasi Metode Waterfall – Waterfall merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang lebih dikenal dengan Software Development Life Cycle (SDLC). Dinamakan metode ini karena model pengembangannya dapat dianalogikan sebagai air terjun, yaitu setiap langkah dilakukan secara berurutan dari atas ke bawah.

Mengenal Langkah Langkah Implementasi Metode Waterfall

Mengenal Langkah Langkah Implementasi Metode Waterfall

speechresearch – Metode ini merupakan metode SDLC tertua yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak. Jika kita melihat sejarahnya, metode air terjun pertama kali dipopulerkan oleh Herbert D. Benington pada acara Symposium on Advanced Digital Computer Programming pada tanggal 29 Juni 1956. Dia meluncurkan Pengembangan Perangkat Lunak untuk Lingkungan Pedesaan Semi-Otomatis (SAGE).

Syarat dasar penggunaan metode air terjun adalah kesepakatan antara kelompok kepentingan dan klien di awal proyek. Setelah itu perancangan dilakukan secara berurutan dengan pembuatan langkah-langkah yang berbeda-beda di dalamnya.

Selain itu, Hutahaean (2015) menambahkan bahwa metode ini cocok digunakan ketika tim berada pada titik yang disebut proyek yang dipahami dengan baik. Artinya terdapat pemahaman tentang proyek yang memfasilitasi adopsi sistem perangkat lunak. Pemrosesan juga lebih cepat dan efisien.

Cara ini juga cocok untuk proyek yang mempunyai kriteria yaitu. bahwa risikonya rendah, tidak memerlukan perubahan terus-menerus, deskripsi produk jelas, dan proyek didukung oleh tim dengan keahlian yang memadai dalam pelaksanaan proyek. .

Tahapan Metode Waterfall
Metode Waterfall dibagi menjadi 5 tahap antara lain :

1. Analisis Persyaratan
Pada tahap ini pengembang harus mengetahui semua informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pengguna perangkat lunak. Misalnya, fitur perangkat lunak yang diinginkan pengguna dan batasan perangkat lunak.

Informasi ini biasanya diperoleh melalui survei, wawancara dan diskusi. Nantinya, data tersebut dianalisis dan diolah sehingga pengembang dapat memperoleh informasi yang cukup lengkap mengenai kebutuhan pengguna secara rinci terhadap program yang dikembangkan nantinya.

2. Perencanaan
Langkah selanjutnya dalam metode ini adalah perencanaan. Biasanya, fase ini mencakup manfaat desain teknis seperti lapisan data, bahasa pemrograman, layanan, dll. Spesifikasi desain biasanya dibuat untuk menguraikan logika bisnis yang kemudian diterapkan secara teknis.

 

Baca Juga :  Keunggulan Internet Di Bidang Pendidikan

Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran komprehensif tentang tampilan sistem yang layak dan diinginkan yang membantu menentukan persyaratan perangkat keras dan sistem serta menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan.

3. Implementasi dan Pengujian Unit
Implementasi dan pengujian unit merupakan tahap pemrograman. Jadi proses penulisan kode ada pada tahap ini. Pembuatan perangkat lunak kemudian dibagi menjadi modul-modul kecil, yang digabungkan pada langkah berikutnya. Langkah ini juga memeriksa fungsionalitas modul yang dihasilkan apakah memenuhi kriteria yang diharapkan atau tidak.

4. Pengujian
Pada tahap ini berbagai modul yang telah dibuat sebelumnya digabungkan dan diintegrasikan menjadi satu sistem yang utuh. Setelah proses integrasi selesai, dilakukan pemeriksaan dan pengujian sistem secara menyeluruh untuk mengidentifikasi potensi bug dan cacat pada perangkat lunak.

5. Penggunaan dan pemeliharaan
Penggunaan dan pemeliharaan merupakan tahap akhir dari metode air terjun. Perangkat lunak yang dibuat pada tahap ini dijalankan dan digunakan oleh pengguna. Selain itu juga dilakukan pemeliharaan berupa perbaikan implementasi unit sistem, perbaikan kesalahan dan pemutakhiran sistem sesuai kebutuhan.

 

Implementasi Metode Waterfall

 

Kelebihan Metode Waterfall
Beberapa kelebihan metode Waterfall adalah :

1. Clear Workflow
Metode Waterfall memiliki rangkaian alur kerja sistematis yang terukur dan jelas. Masing-masing tim mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keahliannya. Selain itu, pekerjaan juga dapat dilakukan berdasarkan jadwal yang telah disepakati sebelumnya.

2. Hasil Dokumentasi yang Baik
Waterfall merupakan pendekatan yang metodis karena semua informasi dicatat dengan baik dan dibagikan kepada setiap anggota tim secara akurat dan cepat. Dengan adanya catatan tersebut maka pekerjaan setiap tim menjadi lebih mudah dan mereka mengikuti setiap arahan sesuai dengan catatan tersebut.

3. Menghemat biaya
Keuntungan metode ini selanjutnya adalah menghemat biaya sehubungan dengan sumber daya yang digunakan perusahaan. Sebab, pelanggan tidak bisa ikut campur dalam urusan tim pengembangan aplikasi.

Berbeda dengan metode agile, pelanggan dapat memberikan saran (masukan) yang berbeda kepada tim pengembangan tentang perubahan atau penambahan fitur, yang menyebabkan biaya lebih tinggi bagi perusahaan.

4. Digunakan untuk pengembangan perangkat lunak skala besar
Selain proyek skala kecil dan menengah, metode ini juga dinilai cocok untuk pengembangan perangkat lunak skala besar yang membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) dan metode kerja yang kompleks. Namun sekali lagi, semuanya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan proyek yang dilaksanakan.

Kelemahan metode air terjun
Beberapa kelemahan metode air terjun adalah :

1. Membutuhkan tim yang solid
Penggunaan metode air terjun memerlukan dukungan seluruh pemangku kepentingan yang ada. Setiap tim harus memiliki kerjasama dan koordinasi yang baik untuk membentuk tim yang solid. Jika salah satu tim tidak dapat menyelesaikan tugasnya, hal itu akan mempengaruhi alur kerja tim lainnya.

2. Fleksibilitas masih kurang
Semua tim harus beroperasi sesuai pedoman dan pedoman yang telah disepakati sejak awal. Selain itu, pelanggan tidak dapat memberikan pendapat dan masukan kepada tim pengembangan setiap saat. Pelanggan hanya dapat berkontribusi pada tahap awal desain sistem perangkat lunak.

3. Citra sistem tidak terlihat jelas
Pada model air terjun, klien tidak melihat citra sistem dengan jelas. Hal ini berbeda dengan model agile yang memungkinkan sistem terlihat jelas meskipun masih dalam tahap pengembangan.

4. Dibutuhkan waktu yang lebih lama
Proses kerja pada metode Waterfall bisa dikatakan cukup lama dibandingkan dengan model SDLC lainnya. Ini karena langkah-langkah pemrosesan aplikasi dijalankan satu demi satu tanpa bisa dilewati.

Misalnya, tim pengembangan tidak dapat menyelesaikan proses pengkodean sampai tim desain menunjukkan tata letak aplikasi. Ini membebaskan pengembang karena mereka harus menunggu anggota tim menyelesaikan setiap tahap. Pada akhirnya, hal ini meningkatkan waktu yang dibutuhkan.

Kesimpulan
Metode air terjun adalah model pengembangan perangkat lunak yang dianalogikan dengan air terjun yang setiap langkahnya dilakukan secara berurutan dari atas ke bawah. Metode ini cocok untuk proyek yang memiliki kriteria yaitu risiko rendah, tidak memerlukan perubahan terus-menerus, deskripsi produk jelas, dan proyek didukung oleh tim yang mempunyai pengalaman cukup dalam pelaksanaan proyek.

Metode Waterfall memiliki beberapa keunggulan yaitu alur kerja yang jelas, hasil dokumentasi yang baik, hemat, dan digunakan untuk pengembangan perangkat lunak skala besar. Pada saat yang sama, kelemahan metode air terjun adalah.