Etika Berbicara di Depan Umum – Mengapa Anda perlu memperhatikan etika ketika berbicara di depan umum? Pertama dan terpenting, audiens Anda tidak hanya perlu mempercayai kata-kata dan pesan Anda, namun juga memercayai Anda sebagai pembawa pesan. Perilaku tidak etis dalam berbicara hanya mengikis kepercayaan tersebut.
Etika Berbicara di Depan Umum
speechresearch – Ada alasan lain untuk mempraktikkan berbicara di depan umum yang etis.
- Untuk melindungi niat baik dan reputasi Anda.
- Presentasi diskusi makalah
- Adil dan akurat. memberikan fakta yang jujur
- Kejujuran tanpa penipuan atau distorsi.
- Mematuhi nilai-nilai moral,
- keyakinan umum.
Kajian etika sangat penting bagi semua pelajar public speaking karena pembicara yang paling efektif adalah mereka yang mempraktikkan perilaku etis dalam pidatonya.
Pada tahun 1999, National Communication Association (NCA) mengeluarkan “Pengakuan Iman”, atau pernyataan iman, yang menguraikan standar komunikasi etis.
Pembicara yang etis tidak menipu audiensnya. Para pembicara etika juga tidak memutarbalikkan atau memutarbalikkan fakta untuk mendukung tesis mereka atau menyampaikan maksud mereka, atau lebih buruk lagi, menganggap opini sebagai fakta.
Baca Juga : Tips Berbicara di Depan Umum Untuk Presentasi Virtual
Berbicara secara etis berarti menggunakan isi linguistik asli diri sendiri. Jika Anda menggunakan fakta pendukung atau teks dari sumber lain, Anda mungkin perlu memberikan atribusi atau atribusi yang sesuai. Seorang pembicara yang beretika adalah seseorang yang tidak menjiplak materinya sendiri atau mencoba untuk menganggap perkataan dan gagasan orang lain sebagai miliknya. Salah satu alasan utama kami menekankan atribusi gagasan adalah untuk mengatasi masalah tanggung jawab dan konsekuensi, yang merupakan prinsip utama dari keyakinan National Communication Association (NCA). Saat kita berbicara, kita bertanggung jawab atas ide yang kita sampaikan. Jika orang lain bertanggung jawab atas ide-ide ini, mereka harus diakui dan dikutip.
Mengenali dan mengatasi konflik kepentingan juga dianggap sebagai perilaku etis dalam berbicara di depan umum. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa komunikasi etis bukan hanya tentang apa yang Anda katakan. Mendengarkan secara aktif dan tanggapan yang tepat merupakan elemen penting dari komunikasi etis.
Pada akhirnya, standar ini mewakili tujuan akhir dari berbicara di depan umum: untuk secara efektif memerangi ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan intoleransi, serta berupaya membangun masyarakat yang lebih adil. Dua konsep yang sangat penting bagi etika komunikasi publik adalah bias dan konflik kepentingan.
Meskipun kata prasangka mungkin memiliki konotasi negatif, namun prasangka tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua memiliki selera dan kecenderungan. Bias menjadi masalah etika ketika menghalangi seseorang untuk membuat keputusan yang adil dan masuk akal mengenai sesuatu, seperti keputusan perekrutan.
Bias implisit (juga dikenal sebagai bias tidak sadar atau stereotip implisit) sangat penting dalam kasus ini. Seperti namanya, bias yang tidak disadari atau implisit mengacu pada stereotip tentang orang-orang yang tersembunyi dari orang yang menyimpannya. Bias yang tidak disadari bisa sangat berbahaya di banyak bidang, termasuk layanan kesehatan, penegakan hukum, pendidikan, sumber daya manusia, dan komunikasi publik.
Model terkenal untuk melawan bias implisit adalah model FLEX yang dikembangkan oleh IBIS Consulting Group. Semakin Anda sadar akan bias implisit Anda, semakin baik kemampuan Anda mengambil keputusan berdasarkan prinsip sadar, sadar, dan etis.
Baca Juga : Advantages and Disadvantages Of The Honda Civic Genio
Dalam konteks berbicara di depan umum, kekhawatiran terbesar mengenai bias implisit dan eksplisit adalah bahwa hal tersebut dapat menyebabkan penggambaran suatu topik menjadi bias. Presentasi yang bias menyajikan fakta dan argumen dengan cara yang menguntungkan salah satu pihak. Jika seseorang berbicara untuk memberi tahu audiens tentang topik tertentu, presentasi yang bias, atau “agenda tersembunyi”, hal tersebut dapat menyesatkan dan tidak etis. Jika tujuannya adalah persuasi, masalah bias menjadi sedikit lebih rumit. Bagaimanapun, pidato persuasif adalah tentang mendukung satu sisi argumen. Persoalan etis di sini terutama adalah bagaimana menangani bukti.
Jika Anda dengan sengaja memutarbalikkan bukti atau menghilangkan bukti penting yang bertentangan dengan sudut pandang Anda, argumen yang dihasilkan bisa jadi tidak etis.
Konflik kepentingan (COI) adalah tantangan etika yang muncul ketika individu atau organisasi mengejar kepentingan yang bertentangan. Konflik kepentingan (COI) biasanya terjadi ketika seseorang memegang dua peran sosial pada saat yang sama dan memiliki kepentingan atau loyalitas yang bertentangan. Konflik kepentingan (COI) khususnya menjadi masalah dalam situasi yang melibatkan individu yang dipercaya, seperti pembicara, jurnalis, atau politisi, yang mempunyai kepentingan profesional atau pribadi yang bertentangan. Kepentingan-kepentingan yang bertentangan ini menyulitkan untuk bertindak atas nama satu pihak tanpa mengorbankan integritas pihak lainnya.
Semua perusahaan media memiliki COI tentang apa pun yang dapat memengaruhi kemampuan mereka berkomunikasi dengan audiens sesuai keinginan mereka. Saat melaporkan berita terkait perusahaan induk atau anak perusahaan, sebagian besar media akan memasukkan fakta ini ke dalam artikel untuk mengingatkan pemirsa bahwa liputan tersebut mungkin bias karena potensi konflik kepentingan.
Mungkin ada saat-saat di mana Anda diminta untuk berbicara atas nama topik tertentu yang menjadi minat profesional Anda atau yang dapat memberi Anda keuntungan finansial. Dalam situasi tersebut, pembicara yang beretika akan meminta izin untuk tidak berbicara. Jika tidak dapat melakukannya, ia dapat mengungkapkan sifat dari COI tersebut sehingga semua orang memiliki pemahaman yang sama.